tag:blogger.com,1999:blog-13390235240257743812024-03-14T07:22:02.706+07:00Viva BravoShare To AwareAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/16663105186228374069noreply@blogger.comBlogger13125tag:blogger.com,1999:blog-1339023524025774381.post-33701232620382905072017-05-27T10:48:00.000+07:002018-08-31T08:03:41.815+07:00Senja di Tepi Pantai - Bali<b>Senja di Tepi Pantai </b><br />
<b><br /></b>
<br />
Senja dalam debur ombak<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSbnEHUmekWe1aDfuQEjX5WbHdDrb-THHoc-jPRDHscVC4udMfjFmZ9W_6IvkNVFWY5q273b71XwoG-1uCUeR5fQ2-QxTdFbqpR4EgbUBOiFS3WWYn1ojINOzxKEZa6egzjSiwmv22y6en/s1600/Senja+di+Tepi+Pantai.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="386" data-original-width="580" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSbnEHUmekWe1aDfuQEjX5WbHdDrb-THHoc-jPRDHscVC4udMfjFmZ9W_6IvkNVFWY5q273b71XwoG-1uCUeR5fQ2-QxTdFbqpR4EgbUBOiFS3WWYn1ojINOzxKEZa6egzjSiwmv22y6en/s320/Senja+di+Tepi+Pantai.jpg" width="320" /></a></div>
Dan butir-butir pasir membeku<br />
Bagaikan hati yang teriris pilu<br />
Mengingat janji hanya angan palsu<br />
<br />
Kaki yang berpijak pada pasir<br />
Kini telah jatuh<br />
Goyah diterpa angin badai<br />
Hancur, lenyap tak bersisa<br />
<br />
Ingin kuberhenti bercerita<br />
Berhenti merangkai kata<br />
Berhenti menikmati dunia<br />
Karena kehabisan kosa kata<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<b>Bali</b><br />
<b><br /></b>
<br />
Kupijakkan kaki di Pulau Dewata<br />
Sunyi sepi tak berpenghuni<br />
Wisatawan kini barang langka<br />
Wajah-wajah asing hanya satu dua<br />
Kususuri petang di Pantai Kuta<br />
Sunyi sepi tanpa dikunjungi<br />
Mereka yang berani berlari<br />
Hanya hitungan jari <br />
<br />
Mengapa Bali harus seperti ini?<br />
Teganya bom hancurkan Bali<br />
Lalap ratusan nyawa<br />
Membuat Bali hampir mati<br />
<br />
Jangan, jangan usik Bali lagi<br />
Jangan ganggu mbok dan beli<br />
Izinkan mereka nafkahi diri<br />
Kembalikan Bali seperti dulu<br />
<br />
Bali, 2002<br />
<br />
<br />
Veronica Anna Steven, lahir di Bandung 10 September 1985, siswi SMUK I BPK Penabur, Bandung.<br />
<div>
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16663105186228374069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1339023524025774381.post-63617082219814446142017-05-27T10:45:00.001+07:002017-05-27T10:45:10.606+07:00Cinta Tak Sampai - Hidup - Rajawali<div style="text-align: justify;">
<b>Cinta Tak Sampai</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika cintaku tak sampai</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjh61Q6Ty3OepfJkunSBXW1McoFPatIYRC4c8ra6Ks5Zk9SodxKe4G0wePeA1fsvrQF9kNQciULlB9xkUxvVayx8XHyvh4nPp2BamaEK8L6eQ7U-IaWInF9q5Y15TjXw4HIiBn6fQg_varE/s1600/Cinta+Tak+Sampai.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="250" data-original-width="390" height="205" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjh61Q6Ty3OepfJkunSBXW1McoFPatIYRC4c8ra6Ks5Zk9SodxKe4G0wePeA1fsvrQF9kNQciULlB9xkUxvVayx8XHyvh4nPp2BamaEK8L6eQ7U-IaWInF9q5Y15TjXw4HIiBn6fQg_varE/s320/Cinta+Tak+Sampai.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tidak akan menangis</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika kau ada cinta yang lain</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tidak akan memaksa</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika kau bahagia bersama cintamu</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku rela menyimpan cintaku ini selamanya</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Hidup </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hulup ini tidaklah mudah</div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak rintangan harus dihadapi </div>
<div style="text-align: justify;">
Namun kau tidak boleh menyerah </div>
<div style="text-align: justify;">
Karena waktu ini belum bethenti</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Rajawali</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rajawali</div>
<div style="text-align: justify;">
Sosok gagah nan perkasa</div>
<div style="text-align: justify;">
Menembus awan nan kelabu</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rajawali</div>
<div style="text-align: justify;">
Sorot mata nan tajam</div>
<div style="text-align: justify;">
Memandang ke depan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rajawali</div>
<div style="text-align: justify;">
Kau punya kepastian hidup</div>
<div style="text-align: justify;">
Visimu jauh melihat ke depan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rajawali</div>
<div style="text-align: justify;">
Melepas sayap di angkasa</div>
<div style="text-align: justify;">
Mengarungi luasnya dunia</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Gikavianne</b> lahir di Bandung, 19 September 1985, siswi SMUK I BPK Penabur, Bandung</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16663105186228374069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1339023524025774381.post-4659934685438250812017-05-07T17:39:00.000+07:002017-05-07T17:42:16.645+07:00Rindu tidak Selalu Dibayar Tuntas<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Mencintai itu tidak harus memiliki. Kalimat itu terdengar indah sekali, bukan? Terlebih ketika siapa pun yang belum pernah mengalami kisah yang sama dan dengan sok bijaknya menasehati orang yang cintanya bertepuk sebelah tangan. Atau, pada orang yang saling mencintai tetapi tidak bisa bersama karena berbagai alasan.<br />
<br />
Aku mencintai Murni. Tetapi gadis itu memiliki cinta yang kalah besar dibanding cintaku. Ketika suatu hari di sore yang cerah aku dengan nekat mengungkapkan keinginanku untuk memilikinya pada bapaknya, Murni hanya manut ketika lelaki berkumis tebal itu menggeleng dengan tegas.<br />
<br />
Tanpa berusaha berjuang meyakinkan bapaknya bahwa aku adalah lelaki yang layak untuk diperjuangkan. Atau, setidaknya berpura-pura merajuk dengan cara tidak makan selama tiga hari dan mengurung diri dalam kamar. Dan ia sama sekali tidak melakukan itu. Ia hanya diam menunduk di sisi kanan bapaknya duduk.<br />
<br />
Murni, gadis semok yang terlalu penurut. Barangkali itu salah satu alasan aku menyukainya. Tetapi, sifat penurut pada bapaknya kali ini sungguh membuat aku geram. Awalnya ia sangat menggebu-gebu ketika aku mengutarakan keinginanku untuk menjumpai bapaknya. Bahkan, ia juga yang meminta aku mengenakan kemeja warna biru, karena itu warna kesukaan bapaknya. Dan aku melakukan itu. Yang tidak aku lakukan hanya melawan bapaknya bermain catur. Karena aku memang tidak paham bagaimana cara menggerakkan benteng, gajah, dan pion.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhj8H5jhMk4WE3LUFOXA9RcWs5vDh52r7bbm82binkQ8ptZddcofb4hTMvrR0cOzcxGAMvCYIe6LGuz6uaZkK_i76A2CzTOmv6MbWvqQNmfypDtpuiZ3bZ3_6NGgdhuApIGD0y0NgpOq1qR/s1600/Sajak+Rambu-rambu.jpg" imageanchor="1"><img border="0" height="572" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhj8H5jhMk4WE3LUFOXA9RcWs5vDh52r7bbm82binkQ8ptZddcofb4hTMvrR0cOzcxGAMvCYIe6LGuz6uaZkK_i76A2CzTOmv6MbWvqQNmfypDtpuiZ3bZ3_6NGgdhuApIGD0y0NgpOq1qR/s640/Sajak+Rambu-rambu.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
"Sajak Rambu-rambu" karya Alanwari Spasi</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
"Kamu belum bekerja, tapi berani-beraninya melamar anak saya," begitu alasan bapaknya menolakku. Waktu itu beliau mengenakan sarung dengan atasan kaos Putih polos (itu pun kalau masih layak dibilang putih, karena warna kuning kecokelatan terlalu mendominan). Tangannya memegang cerutu yang baru saja mengeluarkan asap tebal dari mulutnya, beberapa detik setelah muntahan kata yang tidak aku harapkan.<br />
<br />
Padahal sudah berulang kali aku meyakinkan bahwa aku bukan pengangguran. Seperti yang bapaknya tahu, pun penilaian-penilaian kebanyakan penduduk desa lain kepadaku.<br />
<br />
Aku penulis! Begitu aku meyakinkan. Tetapi lelaki tua itu sama sekali tidak tertarik dengan kata penulis. Baginya, juga kebanyakan penduduk desa lainnya, yang namanya profesi itu adalah orang-orang yang bekerja berangkat di pagi hari dan pulang di sore hari. Seperti pegawai kecamatan atau pegawai kelurahan itu. Atau polisi dan TNI. Mantri atau bidan. Atau tukang pos.<br />
<br />
Dan meyakinkan bahwa aku seorang penulis pada lelaki tua berpikiran cekek itu memang tidak mudah. Maaf, aku memang harus jujur bahwa ia lelaki yang berpikiran sempit, seperti kebanyakan penduduk desa kami lainnya. Sekali pun begitu, ia memiliki anak yang luar biasa semok dan cantik. Dan aku bukan saja mencintai, tetapi bisa dikatakan sudah berada pada titik gila ingin memiliki.<br />
<br />
"Apa buktinya kalau kau penulis?" <br />
Ketika lelaki itu bertanya demikian, keesokan harinya aku kembali datang ke rumahnya, masih ditemani Murni, dengan membawa beberapa lembar koran yang memuat tulisanku. Aku menaruh koran-koran itu dengan bangga di atas meja, persis di samping kopi hitamnya nan kental.<br />
<br />
Lelaki yang duduk di depanku itu menatapku sejenak sebelum meraih gelas berisi kopi dan menggeser beberapa senti dan mengambil koran itu. Murni duduk di sebelah bapaknya dengan tangan memelintir-melintir ujung baju dan menggigit bibir bagian bawahnya. Bibir tipis itu ranum sekali. Aku sudah membayangkan seandainya restu orangtua yang duduk di depanku ini sudah kudapatkan.<br />
<br />
"Ini kamu yang menulis?" tanyanya seraya mengangkat beberapa koran. <br />
Aku mengangguk dengan bangga seraya menunjuk nama penulis yang tertera di koran tersebut. Diluar dugaan, lelaki berkumis tebal itu mengempaskan koran tadi ke atas meja.<br />
"Kau ingin menipuku?" tukasnya dengan geram. Ia melanjutkan, "ada banyak nama yang sama di dunia ini. Dan siapa yang bisa menjamin kalau nama penulis ini adalah namamu? Kecuali kalau di sini ada fotomu."<br />
<br />
Setelah menunjuk-nunjuk namaku yang tertulis buram di koran, lelaki itu mengusirku.<br />
Lagi-lagi, Murni sama sekali tidak berusaha melakukan pembelaan. Bahkan ketika aku beranjak pergi. Ia masih diam menunduk di samping bapaknya duduk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
**</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Hari-hari berikutnya aku menjalani dengan dendam. Aku akan membuktikan, bukan saja pada lelaki berkumis tebal yang dipanggil bapak oleh perempuan semok yang kucintai, tetapi juga kepada semua orang di kampung ini bahwa aku bukanlah pengangguran. Seperti tuduhan mereka. Aku adalah penulis, salah satu profesi yang juga tidak kalah membanggakan dibanding polisi, pegawai kecamatan, pegawai kelurahan, mantri, bidan, dan profesi lainnya.<br />
<br />
Hari-hari berikutnya aku menghabiskan waktu dengan menulis dan menulis. Mengirim ke koran-koran dan majalah yang bukan saja menuliskan nama penulis, tetapi juga memasang foto dari penulis tersebut. Tidak siang tidak malam. Aku tidak lagi memedulikan apakah matahari sudah terbit atau mungkin kembali terbenam. Selain untuk majalah dan koran-koran, aku juga mulai menulis novel. Barangkali, ketika buku tunggalku terbit, bapak Murni akan terperangah begitu melihat fotoku di profil penulis yang ada di halaman akhir. Di buku, ia tidak akan lagi bisa membantah bahwa itu aku. Ada foto, ada nama, ada tempat dan tanggal lahir, ada semua tentang penulis yang ditulis secara detail.<br />
<br />
Dan ketika waktu itu datang, masihkah ia punya alasan untuk tidak menerimaku? Aku tersenyum dengan pongah.<br />
<br />
**<br />
<br />
Murni, gadis semok yang menjadi alasanku nyaris tidak keluar dari kamar dan hanya berteman kata-kata selama setengah tahun. Murni, gadis cantik pemilik bibir tipis nan ranum yang membuatku rela melakukan apa saja demi mendapatkannya. Segala tentang gadis itu mengental dalam ingatan. Aku tersenyum puas dalam setelan kemeja warna biru yang wangi. Kemeja yang sama dengan yang aku kenakan dulu. Beberapa koran dan majalah yang memuat tulisan yang ada fotoku, pun buku yang kuterbitkan secara indie, tergenggam dengan erat.<br />
<br />
Setelah enam bulan, ini adalah kali pertama aku kembali menjejakan kaki ke rumah Murni. Dan dalam kurun waktu itu, bukan saja lelah dengan pembuktian yang aku lakukan, tetapi juga lelah menanggung rindu pada gadis impian. Tetapi tidak apa. Melihat hari ini, melihat usaha keras yang aku lakukan akhir-akhir ini, aku harus membenarkan apa yang dikatakan Eka Kurniawan. Seperti dendam, rindu juga harus dibayar dengan tuntas.<br />
"Murni sudah dibawa suaminya ke kota."<br />
"Suami?" Aku menatap lelaki yang berdiri di depan pintu itu. Seharusnya, bias wajahku sudah cukup menjelaskan bahwa aku tidak percaya pada apa yang ia katakan. Sebaliknya, bukannya menjelaskan, lelaki itu justru sibuk memperbaiki sarungnya.<br />
<br />
"Iya, suaminya," jawabnya dengan tenang.<br />
<br />
Aku menelan ludah dengan getir. Seperti dendam, rindu ini tak akan pernah terbayar dengan tuntas.<br />
<br />
Dan dari orang-oranglah, akhirnya aku tahu bahwa beberapa hari setelah aku melamar Murni, bapaknya sibuk mencarikan jodoh anak gadisnya itu dengan lelaki lain.<br />
<br />
Referensi :<br />
[1]. Dikutip dari karya Zukril Yu.<br />
[2]. Pernah dipublikasikan di Pikiran Rakyat Minggu 7 Mei 2017</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16663105186228374069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1339023524025774381.post-55614807217870694612017-04-30T17:38:00.001+07:002017-04-30T17:38:40.799+07:00Suara Gagak Musim Dingin - Mesin Cuci Malam Hari - Begitu Polos<div style="text-align: justify;">
<b>Suara Gagak Musim Dingin</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXK-uRyzzGNgoIkF-j_tc-zDXnIzgrxVT8qH5OFAwY_zakx7iMOAQaFCZ57tN50OyZ4WWVBSvSC4PIKNeCnBN7Aexd-Iflw65-Fd6XwJICaZMike4oTWlGD0KhB8U0lzUCel_eCmYul0ka/s1600/Suara+gagak+musim+dingin.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXK-uRyzzGNgoIkF-j_tc-zDXnIzgrxVT8qH5OFAwY_zakx7iMOAQaFCZ57tN50OyZ4WWVBSvSC4PIKNeCnBN7Aexd-Iflw65-Fd6XwJICaZMike4oTWlGD0KhB8U0lzUCel_eCmYul0ka/s320/Suara+gagak+musim+dingin.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Suara gagak musim diangin </div>
<div style="text-align: justify;">
masih aku dengar hingga kini</div>
<div style="text-align: justify;">
ketika pagi itu aku duduk </div>
<div style="text-align: justify;">
di bangku taman berkabut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Angin dingin dari ranting</div>
<div style="text-align: justify;">
ke ranting pohonan </div>
<div style="text-align: justify;">
mencfptakan nyanyian </div>
<div style="text-align: justify;">
dengan bahasa yang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seekor gagak melintas</div>
<div style="text-align: justify;">
di atas kepala, berkuak-koak </div>
<div style="text-align: justify;">
seperti membaca puisi kematian </div>
<div style="text-align: justify;">
dengan bahasa yang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ini musim dingin pertama </div>
<div style="text-align: justify;">
aku hirup di kota ini," katamu </div>
<div style="text-align: justify;">
sebelum gagak lain berkoak </div>
<div style="text-align: justify;">
melintas di atas kepala</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mesin Cuci Malam Hari</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untung malam ini, listrik tak mati. Ia nyalakan mestn cuci. Ia masukkan sepasang pakaian </div>
<div style="text-align: justify;">
kotor ke dalamnya yang harus dipakainya esok hari. Esok harus serbabersih, soalnya </div>
<div style="text-align: justify;">
dipanggil bos. Dan Ms tidak suka pakaian kotor. "Untung malam ini listrik tak mati. Kalau </div>
<div style="text-align: justify;">
mati, pastilah gawat," katanya, entah kepada siapa. Tiba-ttba pikiran gila masuk ke </div>
<div style="text-align: justify;">
dalam benaknya. "Jika Yang Maha Bos memanggilmu saat ini, pakaian batin yang mana </div>
<div style="text-align: justify;">
yang akan kau pakai?" Seketika itu jiwanya terguncang hebat oleh pikiran gila yang </div>
<div style="text-align: justify;">
masuk ke dalam benaknya. Air matanya meleleh. "Tuhanku, tak ada yang sulit dari batinku, </div>
<div style="text-align: justify;">
juga tubuhku!" isaknya. Ia menangis di pojok dapur yang fana malam itu. Ia gemetar di </div>
<div style="text-align: justify;">
antara suara mesin cuci dan isak tangisnya, yang juga belum berhenti</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Begitu Polos </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka yang berjemur</div>
<div style="text-align: justify;">
di pantai itu, tidak membutuhkan</div>
<div style="text-align: justify;">
bungkus payudara yang bentuk </div>
<div style="text-align: justify;">
dan ukurannya diiklankan di koran,</div>
<div style="text-align: justify;">
majalah, dan media elektronik. </div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka sungguh murni,</div>
<div style="text-align: justify;">
begitu polos bagai ribuan hewan</div>
<div style="text-align: justify;">
yang bebas dari pikiran dosa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tak takut dikejar dosa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Matahari musim panas</div>
<div style="text-align: justify;">
mereka nikmati sesungguh hati. </div>
<div style="text-align: justify;">
Dan kini iklan pembungkus </div>
<div style="text-align: justify;">
payudara sunyi sendiri</div>
<div style="text-align: justify;">
dalam ruang komunikasi</div>
<div style="text-align: justify;">
yang membeku, membunuh</div>
<div style="text-align: justify;">
tafsir semiotik di kulas </div>
<div style="text-align: justify;">
waktu. Waktu </div>
<div style="text-align: justify;">
Ledakan-ledakan</div>
<div style="text-align: justify;">
aku dengar di ruang ini</div>
<div style="text-align: justify;">
yang bersumber dari arah </div>
<div style="text-align: justify;">
bawah sana. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Soni Farid Maulana, lahir 19 Februari 1962. Buku puisi yang ditulisnya, <i>"Arus Pagi"</i> (KKK, 2015) menerima anugerah Buku Puisi Terbaik dari Yayasan Puisi Indonesia 2015. Selain itu dikenal pula sebagai penggagas sonian di laman Facebook. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Referensi :</div>
<div style="text-align: justify;">
- Dikutip dari karya Soni Farid Maulana</div>
<div style="text-align: justify;">
- Telah dipublikasikan di Pikiran Rakyat Minggu, 30 April 2017</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16663105186228374069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1339023524025774381.post-71410920459414683982017-04-30T14:56:00.000+07:002017-05-01T14:34:27.868+07:00Tukang Sapu di Era Juru Adil<div style="text-align: justify;">
Sebagai penjabat RT adalah lumrah bila rumahku sering kedatangan warga kompleks. Demikian halnya ketika di suatu sore ada seorang warga pendatang baru datang ke rumah. Ia mengadukan ulah bapak tua yang belum dikenalnya. Ia merasa setiap hari bapak tua itu terus mengawasinya. Kemana pun kakinya melangkah, sorot mata bapak tua itu laksana bayangan yang setia mengikutinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia juga mengaku bingung dengan laku bapak tua itu. Acap kali mobilnya melintas di jalanan kompleks, bapak tua itu kerap turun ke jalan. Bapak tua itu kemudian menyapu jalan yang dilalui mobilnya. Seperti orang tak waras, bapak tua itu masih pula melakukan hal yang sama sekalipun hari bersimbah hujan lebat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Yang mengesalkan, saat saya berjalan kaki, dia malah mengekor di belakang sambil tetap menyapu jalan. Dia seolah tak rela jalanan kompleks kotor oleh alas kaki saya."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Apa Anda tidak menegurnya?" "Berulang kali saya menegurnya, tapi setiap ditegur dia malah bersujud di hadapan kaki saya. Entah apa maksudnya, sepertinya dia gemar meledek orang," keluh warga baru itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bapak tua yang dikeluhkan warga baru itu bernama Mang Idi. Ia tukang sapu di kompleks kami. Orangnya memang agak eksentrik. Jangan kaget bila melihat Mang Idi di malam buta masih sibuk menyapu jalanan kompleks. Atau, tak peduli sebersih apa pun jalanan kompleks, Mang Idi akan tetap menyapu. Buat Mang Idi menyapu bukan hanya sekadar tugas dan kewajiban. Menyapu sebagaimana halnya menghela nafas, terlampau berbahaya untuk ia tinggalkan. Meski begitu Mang Idi belum pernah terdengar iseng mengusik kenyamanan warga kompleks, apalagi menyapu jalan sambil berhujan-hujan. Karenanya, isi kepalaku langsung cengung saat mendengar pengaduan warga baru itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRc5y5DHtoqz7XdL7sx5ZafRuekjhHiYPwW3Y_-QhLbuAcpC5AWP8AwnmVwY6_udtwMMFUjRcpjdXq1_5FuDLZlMXdojNy-Sk_j24Tn_cStIgLtGRStWGcMa1bQLg_HAdbXk4e-Z9G2wbH/s1600/Evilsion+karya+Rizky+Zakaria.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="272" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRc5y5DHtoqz7XdL7sx5ZafRuekjhHiYPwW3Y_-QhLbuAcpC5AWP8AwnmVwY6_udtwMMFUjRcpjdXq1_5FuDLZlMXdojNy-Sk_j24Tn_cStIgLtGRStWGcMa1bQLg_HAdbXk4e-Z9G2wbH/s320/Evilsion+karya+Rizky+Zakaria.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">"Evilsion" karya Rizky Zakaria</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Keeksentrikan lainnya dari Mang Idi, ia gemar sekali berbicara di depan umum. Di mana pun tercipta kerumunan orang, maka di sanalah Mang Idi bertingkah layaknya seorang juru kampanye. Kepada orang-orang, Mang Idi getol mengumandangkan kabar yang menurutnya merapakan kabar gembira. Katanya, tak lama lagi Juru Adil akan datang ke negeri ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Di era Jura Adil nanti, dunia usaha akan berjalan dalam koridor keadilan. Pelaku usaha kecil akan menempati koridor tersendiri yang terlindung dari rongrongan pemodal besar. Bapak dan Ibu semua bisa tenang berusaha tanpa perlu khawatir kalah bersaing." Pidato Mang Idi ketika berada di hadapan puluhan pedagang kelontong yang tengah berdemo di depan kantor walikota. Mereka memprotes keputusan walikota untuk mengizinkan pendirian sebuah perkulakan besar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Juru Adil sebenarnya sangat gerah melihat ketidakadilan yang melanda negeri ini. Sayang, beliau belum diperkenankan untuk muncul. Bila tiba saatnya beliau memimpin negeri ini, percayalah, Juru Adil akan selalu memanusiakan manusia. Tak ada ceritanya beliau memperlakukan Bapak dan Ibu semua layaknya hewan yang bisa diusir begitu saja." Khotbah Mang Idi kala memberi dukungan kepada para korban gusuran. Mereka adalah penghuni gubuk-gubuk liar di pinggiran kali yang tergusur oleh instruksi wali kota.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Siapakah Juru Adil itu? Mang Idi menggambarkannya sebagai sosok pembela rakyat. Seorang kesatria yang dengan pedang keadilannya akan membabat habis segenap bentuk kezaliman. kesewenang-wenangan, ataupun kebobrokan moral para penguasa lalim. Juru Adil adalah manusia pilihan. Manusia utusan Surgaloka penegak pilar-pilar keadilan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam satu kesempatan aku sempat mengobrol berdua dengannya. Mang Idi membuat pengakuan yang menggelikanku. Betapa tidak, ruang dan waktu ternyata tak mampu menjauhkan seorang Mang Idi dari sapu. Menurut pengakuannya, Mang Idi sekarang merupakan penjelmaan kembali dari Ki Kaung, tukang sapu yang hidup belasan abad lalu di Negeri Taruma.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sewaktu aku bertanya di mana letak Negeri Taruma, Mang Idi kelabakan menjelaskannya. Ia lebih suka menerangkan keadaan Negeri Taruma di masa Ki Kaung hidup. Katanya, saat itu rakyat Negeri Taruma sungguh bernasib kelam. Dalam naungan tirani, rakyat Negeri Taruma terpaksa hidup bergandeng derita. Rakyat Negeri Taruma hanya menjadi budak-budak pemuas nafsu keserakahan tirani. Hukum memang berjalan, namun cuma berperan sebagai sarana tirani untuk menindas rakyat. Di Negeri Taruma keadilan terlampau jauh mengawang tinggi, sementara kemiskinan membumi sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di tengah-tengah penderitaan rakyat Negeri Taruma, sosok Juru Adil yang selama ini sering Mang Idi gembar-gemborkan akhirnya muncul ke permukaan. Kiranya Juru Adil merupakan sang pemberani yang mengajak rakyat untuk melawan penindasan tirani. Berkebalikan dengan rakyat Negeri Taruma yang menyanjung Juru Adil bak seorang pahlawan, tirani justru menganggapnya tak lebih dari begal kurang ajar. Aksinya merampas upeti, membobol gudang-gudang harta milik istana, atau menculik para penjabat korup telah sangat mengolok-olok kewibawaan tirani. Di lain pihak, rakyat Negeri Taruma akan bersorak manakala pasukan berkuda Jura Adil sukses menjalankan misi begalnya. Jura Adil selalu mempersembahkan seluruh harta jarahannya secara adil kepada rakyat. Dalam prinsip Jura Adil, sesungguhnya rakyatlah yang paling berhak menikmati kekayaan negeri. Sementara penguasa negeri hanya berperan sebagai pelayan keinginan rakyat. Sebuah ideologi yang secara gamblang meneror kekuasaan tirani.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Lantas, Ki Kaung itu sendiri?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"Ki Kaung adalah pelindung utama Jura Adil."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Si pembela rakyat itu berlindung pada seorang tukang sapu?"</div>
<div style="text-align: justify;">
Mang Idi mengangguk.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Seperti Mang Idi sekarang, Ki Kaung memang bertugas menyapu jalan yang dilintasi pasukan berkuda Juru Adil. Sekalipun tukang sapu, namun sapuan Ki Kaung mampu menghapus jejak-jejak yang ditinggalkan kuda-kuda rombongan Jura Adil. Berkat andil Ki Kaung, selama bertahun-tahun Jura Adil tak ubahnya siluman yang sulit diendus keberadaannya."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Rupanya Mang Idi di kehidupan lampau adalah seorang pahlawan juga."</div>
<div style="text-align: justify;">
Mang Idi menggeleng.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku kurang faham apa maksud dari gelengan kepala Mang Idi. Semestinya Mang Idi berbangga hati karena memiliki andil besar atas perjuangan Jura Adil. Sebelum sempat kutanyakan, Mang Idi keburu melanjutkan ceritanya. Konon, ada hari yang selalu abadi dalam ingatan Mang Idi hingga sekarang ini. Di hari itu hujan tiada henti mengenangi jalan yang biasa dilewati pasukan berkuda Juru Adil. Ki Kaung yang tengah berjaga di posnya telah mencermati, kelihatannya genangan air akan dapat menggantikan tugasnya sebagai tukang sapu. Ki Kaung yakin, genangan air akan mampu menghapus penampakan jejak di jalan. Ki Kaung lantas berpikir, setelah bertahun-tahun mengabdi tanpa cela pada Juru Adil, inilah waktu yang tepat baginya untuk berdamai dengan malas. Ki Kaung kemudian memilih lelap di pos jaganya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sial bagi Ki Kaung. Saat dirinya mirip beruang tidur, sekonyong-konyong hujan di hari itu berhenti. Parahnya lagi, matahari seketika muncul bersama sinar yang garang sekali. Akibatnya jalanan keburu kering dari genangan air saat pasukan berkuda Juru Adil lewat. Sewaktu bangun Ki Kaung terperanjat oleh kemunculan deretan panjang bekas-bekas tapak kaki kuda di jalan."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Tinggal disapu, apa susahnya?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"Ki Kaung terlambat menyapu. Pasukan tirani dalam jumlah besar keburu datang. Jejak-jejak itu lalu memandu mereka menemukan markas persembunyian Juru Adil untuk kemudian mengepungnya."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Juru Adil menyerah?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"Juru Adil pantang menyerah. Beliau lebih memilih gugur secara kesatria dibandingkan harus mengangkat tangan." </div>
<div style="text-align: justify;">
"Ki Kaung patut dipersalahkan." </div>
<div style="text-align: justify;">
"Benar sekali. Bayangkan, utusan Surgaloka tewas hanya gara-gara Ki Kaung tergiur malas! Surgaloka murka. Setelah mangkat, jiwa Ki Kaung tak pernah beroleh tempat di Surgaloka," ujar Mang Idi lirih. Ada raut penyesalan mendalam di rona mukanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selanjutnya, dengan suara sedikit lebih lantang, Mang Idi menyatakan kalau ia telah kembali menjadi tukang sapu di era Juru Adil. Menurutnya, setelah belasan abad jiwanya bergentayangan tak tentu arah, Surgaloka berkenan memberi Ki Kaung kesempatan kedua. Ki Kaung bersumpah, dirinya tidak akan mengulang kedunguan yang sama ketika Juru Adil terlahir lagi di dunia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Dari mana Mang Idi bisa tahu jika Juru Adil akan kembali muncul?" </div>
<div style="text-align: justify;">
"Sehari sebelum gugur, Juru Adil sempat berujar pada Ki Kaung. Keadilan dan tirani itu seperti malam dan siang. Keduanya akan datang silih berganti. Memang ada kalanya tirani berdiri terlampau kokoh di atas keadilan. Dan di saat seperti itulah Surgaloka akan kembali mengutus Juru Adil ke dunia." Penuturan Mang Idi ketika menutup obrolannya denganku di kesempatan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pesan yang kutangkap dari pertemuanku dengan Mang Idi adalah, bahwa sekarang ini tirani tengah angkuh-angkuhnya mengencingi keadilan. Walau begitu aku tetap berpendapat bila Juru Adil cuma semata-mata produk khayalan orang-orang pinggiran, semisal Mang Idi. Akan tetapi, semua berubah usai kedatangan warga baru itu ke rumah. Benakku mendadak sesak oleh satu tanda tanya besar. Mungkinkah si penegak keadilan sebenarnya memang telah menampakkan diri? Entahlah, aku sendiri ragu. Hanya saja di pagi ini beberapa ekor anjing pelacak terlihat sibuk mondar-mondir di depan gerbang kompleks.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hidung anjing-anjing piaraan polisi itu tak henti mengendus. Sepertinya anjing-anjing itu sedang kebingungan akibat bau buruannya tiba-tiba pudar setiba di gerbang kompleks. Kemarin malam memang santer terdengar kabar kalau rumah wali kota kebobolan maling.***</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Referensi :</b></div>
<div style="text-align: justify;">
- Dikutip dari karya Yus I.S.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Telah dipublikasikan di Pikiran Rakyat Minggu, 30 April 2017</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16663105186228374069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1339023524025774381.post-91607918964839075962017-01-09T10:12:00.001+07:002017-01-09T10:12:18.028+07:00Mandi Betangas, Ritual Mandi Uap Jelang Pernikahan di Daerah Jambi<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">R</span>itual
mandi b<span lang="EN-US">e</span>tangas jelang
pernikahan di daerah Jambi mulai warga ti<span lang="EN-US">ng</span>galkan. Padahal, itu dapat menghilangkan bau keringa<span lang="EN-US">t dan </span>aura negatif.<span lang="EN-US"> Tradisi </span>memandikan pengantin
la<span lang="EN-US">ki-laki dalam t</span>atanan
kebudayaan Me<span lang="EN-US">layu</span> di
Jambi mulai tergerus zaman. Modernisasi sudah menjulur ke sendi-sendi k<span lang="EN-US">ehi</span>dupan masyarakat. Namun,
masih<span lang="EN-US"> ad</span>a sebagian
masyarakat adat yang tetap setia. Mereka menjaga dan melestarikan petuah lelu<span lang="EN-US">hur </span>hingga kini.<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Salah satu tradisi yang mulai terl<span lang="EN-US">up</span>akan, yaitu mandi b<span lang="EN-US">e</span>tangas yang ada di Kota Jambi, Jambi.
Ada ritus dan takhayul yang tanpa disadari masih kuat. Ini bukti nyata sebuah
warisan leluhur masih bertahan di sana.<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sek<span lang="EN-US">a</span>rang
ma<span lang="EN-US">sih</span> ada, tetapi tidak
se<span lang="EN-US">m</span>ua orang mau menjal<span lang="EN-US">an</span>kan ritual ini. Mungkin
sudah modern sehingga sebagian warga memilih untuk berdandan di salon ketimbang
mandi di tengah malam. Meski
mengalami pergeseran, mandi b<span lang="EN-US">e</span>tangas
masih terjaga, terutama fungsi dan makna filosofisnya. Hanya ada pe<span lang="EN-US">r</span>ubahan dalam hal penggunaan
media, terutama yang digunakan sebagai prosesi helatan adat itu.<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibnwK2lOcjne3Dcwpq2LsoybHj1qIcbGxSsOO2JrVcfr98qVcZTjksTofxpRerJFW-eNdAVjzcJyUFXlwJigzIC0BlkALlv7ql9bGdpjZtJHUVRfq4UOCbXSfbWu6mY6W0ynUAJBSSFaAf/s1600/Mandi+Betangas.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibnwK2lOcjne3Dcwpq2LsoybHj1qIcbGxSsOO2JrVcfr98qVcZTjksTofxpRerJFW-eNdAVjzcJyUFXlwJigzIC0BlkALlv7ql9bGdpjZtJHUVRfq4UOCbXSfbWu6mY6W0ynUAJBSSFaAf/s400/Mandi+Betangas.jpg" width="313" /></a></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Keberadaan mandi b<span lang="EN-US">etan</span>gas atau kerap warga sebut sebagai 'mandi uap' menjadi pe<span lang="EN-US">n</span>ting. <span lang="EN-US">A</span>da hal yang kurang bila seorang calon
pengantin tidak mengikuti prosesi adiluhung itu.<span lang="EN-US"> Tidak </span>ada pantangan bagi yang tidak
menjalankannya. <span lang="EN-US">Nam</span>un,
ini warisan leluhur sehingga masih <span lang="EN-US">ada yang </span>menjaga ritus ini. Era modern sekarang ini memang mem<span lang="EN-US">ber</span>ikan pengaruh yang kuat.
Warisan ini patut untuk diketahui gene<span lang="EN-US">ra</span>si sekarang ini<span lang="EN-US">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Meski sudah mulai jarang. <span lang="EN-US">na</span>mun, prosesi adat ini masih bisa kita temukan di Seberang Ko<span lang="EN-US">ta</span> Jambi (Sekoja). Sebagian
.warga masih menjaga kearifan lokal. Mereka yang hendak melangsungkan acara
pernikahan, biasanya didahului dengan prosesi mandi di tengah malam. Kalau
zaman sekarang, ritual ini seperti mandi sauna. Ini memang unik karena
dilakukan di tengah malam<span lang="EN-US">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tradisi mandi b<span lang="EN-US">e</span>tangas memiliki khasiat, yaitu untuk menghilangkan bau keringat
di tubuh calon pengantin pria. Pun menghilangkan energi-energi negatif yang ada
di dalam tubuh. Ini memang penting. Mengingat, bau keringat di ketiak bia<span lang="EN-US">san</span>ya selalu membuat orang
lain tidak n<span lang="EN-US">yam</span>an.<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Untuk mempersiapkan prosesi mandi b<span lang="EN-US">e</span>tangas, pihak keluarga (baik laki-laki
maupun perem<span lang="EN-US">pua</span>n) harus
menyiapkan berbagai jenis <span lang="EN-US">rem</span>pah-rempah
sebagai bahan ramuan. Berbagai <span lang="EN-US">ramuan yang biasa digunakan, yaitu daun sariwangi, daun pandan, kembang
tujuh warna, jeruk purut, daun sirih, dan daun salam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Semua
ramuan direbus di dalam kuali. Setelah mendidih, si laki-laki pun akan mulai
mengikuti ritual. Pada sesi inilah, si laki-laki akan menjadi 'raja sehari di
pelaminan'. Ia dimasukkan ke sebuah gulungan tikar berukuran 1 x 2 meter sambil
duduk santai di kursi kecil.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Gulungan
tikar paling atas ditutup dengan kain tebal. Ini untuk menjaga suhu panasnya.
Si lelaki harus duduk menghadap ke rebusan rempah-rempah yang sudah mendidih.
Pada sesi ini, si lelaki seolah-olah berada dalam sangkar. Keringat pun bercucuran
akibat uap dari dalam kuali. Setelah rebusan mulai dingin, barulah ia keluar
dari gulungan tikar. Semua badannya akan bermandi keringat. Ini memberikan
sebuah ketenangan dan kebersihan batiniah. Ada kesegaran di tubuh dan kecemerlangan
di wajah bagi yang percaya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Prosesi
mandi betangas biasanya memakan waktu sekitar 1-2 jam. Ini membuat sekujur
tubuh basah karena uap panas dari racikan ramuan khasiat itu. Prosesi mandi ini
memberikan sugesti positif. Badan akan terasa segar saat bangun di pagi harinya
untuk menyongsong malam pertama dengan calon istri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Di zaman
dahulu, warga selalu menggunakan tikar yang terbuat dari daun pandan. Namun,
daun pandan sudah jarang dijual di pasar. Hal itu membuat warga kerap menggantikannya
dengan tikar sintesis yang dijual di toko. Malahan, ada yang menggunakan jas
hujan untuk menahan uap. Jas hujan ternyata ampuh karena uap yang masuk lebih
bertahan lama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Tradisi
mandi betangas menjadi hal mutlak. Tidak ada pantangan bagi calon pengantin
yang tidak menjalankan prosesi ini. Namun, warga percaya, lewat mandi betangas,
ada aura positif bagi calon pengantin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Ada
filosofi dalam tradisi ini, yaitu agar tak layu batang (kemaluan) saat malam
pertama. Ini memang terdengar lucu, tetapi ini yang ada. Keberadaan adat patut
untuk dilestarikan. Sayang, di tengah modernisasi tidak sedikit warga yang
menggunakan jasa layanan salon kecantikan. Ini memang modern. Namun, bila kita
ingin melihat kearifan lokal, ada sensasi lewat mandi betangas. Ini warisan
leluhur yang terbukti ampuh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Pemerhati
kebudayaan Jambi, BJ Rio Temenggung Tuo menilai tradisi dalam masyarakat adat
patut untuk dileslarikan. Ini berguna agar generasi muda memahami tentang
nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat adat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Lewat
ritual mandi betangas, warga percaya ada hal-hal positif. Wajah semakin
cemerlang. Dan, tentunya penuh percaya diri saat memasuki malam pertama. Sudah
waktunya, generasi muda ikut menjaga tradisi adiluhung dari bumi 'Sepucuk Jambi
Sembilah Lurah' itu. [MI Minggu 19/04/2016]<o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16663105186228374069noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1339023524025774381.post-52357733555674310182017-01-09T09:06:00.000+07:002017-02-16T00:54:20.906+07:00Puisi : Jangan Biarkan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6duj8CCMF0PEodgHbj44pmrS8jXWAovZYauLo0NcmdzPPhglzycj9JaSmTtnylxOL70nM2yJQRKZPPT-wX-a1_NmQvmNS7aHPIbzgWuG9wWi1GC2uoeRWQUawr6vwZnMRva8UgzyT-0H0/s1600/Jangan+Biarkan.jpeg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="176" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6duj8CCMF0PEodgHbj44pmrS8jXWAovZYauLo0NcmdzPPhglzycj9JaSmTtnylxOL70nM2yJQRKZPPT-wX-a1_NmQvmNS7aHPIbzgWuG9wWi1GC2uoeRWQUawr6vwZnMRva8UgzyT-0H0/s320/Jangan+Biarkan.jpeg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Jangan Biarkan</b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jangan biarkan sepi jadi benci <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
sebab ombak yang menggemuruh di hatimu <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
senantiasa mengabarkan laut tentang hati ibu <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
yang berisi kasih sayang<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jangan biarkan waktu jadi batu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
sebab arus sungpfi di jantungmu setia menterjemahkan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
makna cinta lewat bahasa rindu yang menderu di kalbu<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jangan biarkan air menjadi api<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
atau api menjadi air, biarkan keduanya saling bercumbu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
dalam bening dan nyala hening doa-doamu<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Jangan biark<span lang="EN-US">an<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">dir</span>imu
menjadi batu!<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Peradaban Batu</b><b><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Peradaban telah membatu<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
kerasnya ada di setiap kata dan kalbu <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
lihatlah orang-orang mengunyah dirinya <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
nafsu!<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US"><b>Siluet
Pertanyaan</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Siapa yang membantai usia dengan kata! <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
siapa yang menghukum diri dengan mantra! <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
siapa yang lupa dengan janji-janji! <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
siapa yang takutiSengan kebenaran!<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Siapa dirimu sebenarnya?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Hutan</b><b><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Hutan tanpa pohon betapa gersang<span lang="EN-US">n</span>ya <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
dan angin di hatiku mendidih perih selalu menyayatmu<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Angin di desamu bukan angin hutanku <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
burung-burung terbang pergi entah ke mana <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
terusir asap dan debu industri<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><b>Jumari HS</b>,
lahir di Kudus, 24 November, 1965. Ia pernah membacakan puisi-puisinya di
Universitas Hankuk, Seoul, Korea Selatan, 2012. Buku puisi tunggalnya <i>Tembang Tembakau</i>. Kini sedang merampungkan
novel <i>Semut-Semut Menembangkan Gelombang.<o:p></o:p></i></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16663105186228374069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1339023524025774381.post-18502596306215612962017-01-09T08:27:00.002+07:002017-02-16T00:54:40.816+07:00Puisi : Subuh yang Lain<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8-l70srVUYwKJakWycWrbmTEeUmSHDRVe7HJt19KNJCJGperLSv-glTbj-oZSUUK_fAaMA-bIiwJWhCbcYXsYgYczaT2VLG7IGiYJcDeY3trDCkTP3RaGyePl7glXXOczIHNdcWGmQSqu/s1600/Subuh+yang+Lain.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="205" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8-l70srVUYwKJakWycWrbmTEeUmSHDRVe7HJt19KNJCJGperLSv-glTbj-oZSUUK_fAaMA-bIiwJWhCbcYXsYgYczaT2VLG7IGiYJcDeY3trDCkTP3RaGyePl7glXXOczIHNdcWGmQSqu/s320/Subuh+yang+Lain.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
menjelang subuh<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
ia teringat terminal yang
dibangunkan <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
saat segala yang bertemu telah berangkat <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
satu nostalgia datang dengan ransel penuh<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
ia sendirian<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
dan sering bergetar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
membawa buku-buku puisi dari kota jauh <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
hanya ingin menunjukkan padamu <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
halaman-halaman yang pernah ditandai <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
telah dibaca dan dijaganya berkali-kali<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
sekarang, di kota kecil yang jauh ini <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
masjid terasa lebih banyak <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
tapi subuh selalu datang dengan sepi yang lain <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
makin cemas oleh suara-suara kendaraan:<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
kekhawatiran yang lain <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
semacam kemuraman:<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
tentang bagaimana cara menyeberangkan kebahagiaan?<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<b>Tjak S Par<span lang="EN-US">l</span>an</b>,
lahir di Banyuwangi, 10 November 1975. Saat ini tinggal di Mataram, Nusa
Tenggara Barat. Karya-karyanya terangkum dalam buku antologi bersama, antara
lain <i>Sauk Selo</i><i><span lang="EN-US">ko </span></i>(2012)<i> dan Mahar Kebebasan </i>(2013).<i><o:p></o:p></i></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16663105186228374069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1339023524025774381.post-12298850925185181782017-01-09T08:19:00.000+07:002017-02-16T00:54:55.715+07:00Puisi : Dari Bandara<div class="MsoNormal">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG5tq-FO4gtiKrzLTB94C7_Ljz5vXVPP0BWjxEuC_L6u85_4OQDy8FGil5uUe5KJDI830utdbMjx89BMDWPA-25n9Nxkl7CGISvkikc-MKYIUrLK4roiVZ-SgLRH9y03gqa_sYgquew0ER/s1600/Bandara.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgG5tq-FO4gtiKrzLTB94C7_Ljz5vXVPP0BWjxEuC_L6u85_4OQDy8FGil5uUe5KJDI830utdbMjx89BMDWPA-25n9Nxkl7CGISvkikc-MKYIUrLK4roiVZ-SgLRH9y03gqa_sYgquew0ER/s320/Bandara.jpg" width="320" /></a></div>
Di atas troli itu</div>
<div class="MsoNormal">
kenangan mulai menuju <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
mesti aku masih tak rela, <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
pada tanganmu yang melambai <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
di belakang punggungku<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
di ruang tunggu<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
aku merasa sedemikian kurus<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
dan benci jika tubuhku sebentar lagi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
dibawa terbang, meninggi<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
ini begitu jauh: aku di angkasa <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
dan kau menulis puisi di kota<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
di ketinggian yang membuat segala di kotamu <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
menjadi titik:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
tak ada rokok yang menyala<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
yang kerap mengusirku dari cemas<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
ketika rindu <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
tak ada ponsel yang bergetar <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
yang kerap membuatku berdebar <span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
membaca pesanmu<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
— aku tak bisa bersahabat dengan siapa-siapa di pesawat ini<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
aku ingin kau segera menemuiku di pulau<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
membawakan buku kesayangan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
dan kuceritakan kenibali padamu bagian-bagian<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
yang mendebarkan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
berulang-ber ulang...<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Tjak S Par<span lang="EN-US">l</span>an</b>,
lahir di Banyuwangi, 10 November 1975. Saat ini tinggal di Mataram, Nusa
Tenggara Barat. Karya-karyanya terangkum dalam buku antologi bersama, antara
lain <i>Sauk Selo</i><i><span lang="EN-US">ko </span></i>(2012)<i> dan Mahar Kebebasan </i>(2013).<i><o:p></o:p></i></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16663105186228374069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1339023524025774381.post-10158920743937606102017-01-08T08:16:00.001+07:002017-01-08T08:16:24.629+07:00Olahan Menu Sehat Untuk Balita<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKSWzWvfU-O_KSZ0fftZwOqxE_zD0lFW-OO2vD7n3K9DlRhWrgc0yz8TPR8h-_0WX4z3eRVCr9ZTXiEd8RKHjBdig6BTsMkpUeKBIo1t5Z5Dj5iXg3ERT9Alu1gH_9eYEBO-9pO58cLy9c/s1600/Olahan+Menu+Sehat+Untuk+Balita.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKSWzWvfU-O_KSZ0fftZwOqxE_zD0lFW-OO2vD7n3K9DlRhWrgc0yz8TPR8h-_0WX4z3eRVCr9ZTXiEd8RKHjBdig6BTsMkpUeKBIo1t5Z5Dj5iXg3ERT9Alu1gH_9eYEBO-9pO58cLy9c/s400/Olahan+Menu+Sehat+Untuk+Balita.jpeg" width="400" /></a></div>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
<b>PUDING COKELAT SUSU</b><br />
<b><br /></b>
Bahan:<br />
<br />
<ul>
<li>100 gr susu formula</li>
<li>800 ml air</li>
<li>20 gr cokelat bubuk</li>
<li>1 bungkus agar-agar cokelat</li>
<li>75 gr gula pasir</li>
</ul>
<br />
Saus:<br />
<br />
<ul>
<li>1 sendok makan maizena</li>
<li>50 gr susu formula</li>
<li>150 ml air</li>
<li>2 sendok makan gula</li>
</ul>
<br />
Cara Membuat:<br />
1. Campur susu formula, cokelat bubuk, agar-agar, gula pasir, dan air.<br />
2. Masak sambil terus diaduk hingga mendidih. Angkat.<br />
3. Tuang ke dalam cetakan puding aneka bentuk. Diamkan hingga mengeras.<br />
4. Saus: Campur semua bahan, lalu masak hingga mengental. Angkat dan dinginkan.<br />
5. Sajikan puding dengan sausnya.<br />
<br />
<br />
<br />
<b>SUP BAKSO TAHU</b><br />
<br />
Bahan:<br />
<br />
<ul>
<li>1500 ml air kaldu</li>
<li>2 buah wortel, bentuk bunga</li>
<li>50 gr kapri</li>
<li>1/2 buah bawang bombay, iris tipis</li>
<li>2 siung bawang putih, iris tipis</li>
<li>2 sendok makan minyak goreng</li>
<li>2 batang daun bawang, iris tipis</li>
<li>Garam dan merica bubuk secukupnya</li>
</ul>
<br />
Bakso:<br />
<br />
<ul>
<li>200 gr tahu putih, haluskan</li>
<li>100 gr ayam cincang</li>
<li>2 siung bawang putih, haluskan</li>
<li>1/4 sendok teh merica bubuk</li>
<li>1/2 sendok teh garam</li>
<li>30 gr sagu</li>
<li>1 batang daun bawang, iris halus</li>
<li>1 butir telur</li>
</ul>
<br />
Cara Membuat:<br />
<br />
<ol>
<li>Bakso: Campur semua bahan bakso, aduk hingga tercampur rata.</li>
<li>Bentuk adonan bulat, lalu rebus hingga matang dan terapung. Angkat dan tiriskan.</li>
<li>Panaskan minyak goreng, tumis bawang bombay dan bawang putih hingga harum. Angkat.</li>
<li>Didihkan air kaldu, masukkan tumisan bawang, masukkan wortel, masak hingga matang.</li>
<li>Masukkan bakso tahu, kapri dan daun bawang, tambahkan garam dan merica bubuk, masak sebentar. Angkat dan sajikan.</li>
</ol>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16663105186228374069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1339023524025774381.post-28330399307141586822017-01-08T07:53:00.003+07:002017-03-19T16:00:47.916+07:00Mengenal Jenis-jenis Alat Musik <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-5TgI4yHxHLoHMEX2bc-WCS4jFukY9yoqvUrf3ykyEtpHGjEo1Iyu_ayIMMhxKbVI3UA-rNH7UiRGwZGb40gHdzVJjJxWZRDVdmQ0arNo7BGlC1ra5nGXIWDfASH0_94wSbWRffL1J9Rl/s1600/Alat+Musik.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="176" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-5TgI4yHxHLoHMEX2bc-WCS4jFukY9yoqvUrf3ykyEtpHGjEo1Iyu_ayIMMhxKbVI3UA-rNH7UiRGwZGb40gHdzVJjJxWZRDVdmQ0arNo7BGlC1ra5nGXIWDfASH0_94wSbWRffL1J9Rl/s400/Alat+Musik.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Alat Musik Pukul</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Alat musik pukul ialah alat musik yang membunyikannya dengan
cara dipukul. Ada beberapa macam alat musik pukul, antara lain ialah:</div>
<ol>
<li>Alat musik pukul
melodi, misalnya: Belira, Glockenspiel, Tabullar Bells, Silopone dan
sebagainya.</li>
<li>Alat musik pukul untuk irama, misalnya: Genderang, Ta<span lang="EN-US">m</span>bur, Tambourine, Triangle,
Kastagnet, Simbal dan sebagainya.</li>
<li>Alat musik pukul untuk bass, misalnya: Kolintang bass,
Bass Drum dan sebagainya.</li>
</ol>
<span style="text-align: justify;">Alat musik untuk melodi </span><span lang="EN-US" style="text-align: justify;">ial</span><span style="text-align: justify;">ah alat musik yang dibunyikan untuk membuat melodi.
Nada-nadanya sesuai dengan lagu.</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="text-align: justify;">Alat musik untuk irama ialah alat musik yang dibunyikan
untuk membuat irama? untuk mengatur ketepatan waktu dan membentuk perasaan.</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="text-align: justify;">Alat musik untuk bass ialah alat musik yang dibunyikan untuk
memberi batas antara sukat satu dengan sukat lainnya.</span><br />
<div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Alat Musik Tiup</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Alat musik tiup ialah alat musik yang membunyikannya dengan
cara ditiup. Kebanyakan alat musik tiup digunakan untuk memainkan melodi.
Macam-macam alat musik tiup antara lain ialah Harmonika tangan, Seruling, Terompet, Saxophone, Klarinet, Flute, Trombone, Tuba, dan sebagainya.<o:p></o:p></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16663105186228374069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1339023524025774381.post-80641211528977663662017-01-08T07:12:00.001+07:002017-01-08T08:34:56.291+07:00Cara Agar Dapat Menyanyi Dengan Baik<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpWVEE_gX9KSnt9Dw7wf9MMXoUvdUhHSGdUKez3Cfl89zRLU5ZHyBm6ivmqbD6mVtbgCwlxds2gRErfgTKyvX9PWtlSjuUnyolsaVWKQahoIbuJ6eJGP2uB8gKHdhTU2k6c9Ug6FBvmDzg/s1600/Raisa+Sedang+Menyanyi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpWVEE_gX9KSnt9Dw7wf9MMXoUvdUhHSGdUKez3Cfl89zRLU5ZHyBm6ivmqbD6mVtbgCwlxds2gRErfgTKyvX9PWtlSjuUnyolsaVWKQahoIbuJ6eJGP2uB8gKHdhTU2k6c9Ug6FBvmDzg/s320/Raisa+Sedang+Menyanyi.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Agar dapat
menyanyi dengan baik perhatikan hal-hal di bawah ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US">Ucapan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Mengucapkan
syair lagu harus jelas supaya artinya mudah ditangkap.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US">Pernapasan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Bernapas
pada waktu menyanyi berbeda dengan bernapas pada waktu bercakap-cakap. Tariklah
napas dalam-dalam atau secukupnya kemudian keluarkan sedikit demi sedikit
bersama dengan mengucapkan syair lagu. Jagalah agar tidak kehabisan napas sebelum
kalimat selesai.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US">Sikap Badan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Pada waktu
menyanyi usahakan agar sikap badan tidak mengganggu pernapasan dan ucapan.
Misalnya jangan menyanyi sambil menempelkan dada pada daun meja. Sikap demikian
akan mengganggu pernapasan sebab dada tidak dapat bergerak dengan bebas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US">Phrasering<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Phrasering
ialah pemenggalan perkataan pada kalimat. Memenggal perkataan pada kalimat lagu
harus tepat agar arti kalimat tidak berubah. Hal ini berhubungan dengan
pernapasan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US">Pembawaan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Lagu
mempunyai watak. Watak lagu yang satu mungkin berbeda dengan watak lagu yang
lain. Hendaknya paham dahulu watak lagu yang akan dinyanyikan. Dengan demikian
dapat diusahakan supaya cara membawakan lagu itu sesuai dengan wataknya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US"><b>Jenis Suara
Manusia</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Suara
manusia dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">a. Suara
Perempuan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Suara
tinggi perempuan : Sopran <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Suara
sedang perempuan : Mezzo Sopran <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Suara
rendah perempuan : Contralto atau Alto<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">b. Suara
Laki-laki<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Suara
tinggi laki-laki : Tenor <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Suara
sedang laki-laki : Bariton <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Suara
rendah laki-laki : Bass<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">c. Suara
Anak<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Suara
tinggi anak</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Suara
rendah anak<o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16663105186228374069noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1339023524025774381.post-30291701065966643702016-12-10T11:00:00.000+07:002017-01-08T20:54:37.709+07:00Penggunaan Kata “Nol” dan “Kosong”<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nol dan kosong adalah
dua kata yang berbeda. Nol adalah "bilangan yang dilambangkan dengan 0;
tidak ada kenyataannya; tidak ada hasil", sedangkan kosong bermakna
"tidak berisi; tidak berpenghuni; berongga; <span lang="EN-US">h</span>ampa".<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Itu sebabnya nol dan kosong pada dua kalimat berikut ini
tidak dapat dipertukarkan karana mengandung perbedaan makna:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<ol>
<li>Janji-janji politikus umumnya nol besar.</li>
<li>Mobil yang berhenti di halaman Mahkamah Konstitusi itu
mengangkut peti-peti kosong.</li>
</ol>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0SvTf0V489FaLUJ436uoV1gsn_hektwxuraAfa6lgbVyKNOuGX0ULoYjzysGNKLLyCck3sSs5VZWYoZlmy0IkNjgHeo5ntUVu-OgMUG2lSBZ9_XoCuxsS4dWDykzLtd_1eM9pbESx6erS/s1600/Nol+dan+Kosong.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="258" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0SvTf0V489FaLUJ436uoV1gsn_hektwxuraAfa6lgbVyKNOuGX0ULoYjzysGNKLLyCck3sSs5VZWYoZlmy0IkNjgHeo5ntUVu-OgMUG2lSBZ9_XoCuxsS4dWDykzLtd_1eM9pbESx6erS/s400/Nol+dan+Kosong.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Di sisi <span lang="EN-US">l</span>ain,
dalam ba<span lang="EN-US">h</span>asa percakapan
sehari-hari, orang sering menyebut bilangan 0 (nol) dengan kosong. Namun, tidak
pernah seba<span lang="EN-US">li</span>knya:
kosong d<span lang="EN-US">i</span>sebut nol.<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kekeliruan seperti itu kerap ditemukan pada penyebutan nomor
telefon. Pembawa acara kuis televisi misalnya, tak jarang ketika mengajak
penonton ikut berpartisipasi dalam acara yang dia bawakan berkata, "Baik,
line telefon akan kami buka di nomor kosong delapan kosong sembilan triple tiga
kosong kos<span lang="EN-US">o</span>ng
tujuh." Percayalah, nomor telefon yang disebutkan itu sebenamya
0809333007.<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Namun, di ranah matematika, nol sesungguhnya sama dengan
kosong. Ini bisa dirunut dari asal muasal etimologi kata nol itu sendiri.<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bilangan nol yang kita kenal sekarang rnemiliki perjalanan
yang cukup panjang. Perjalanan ini bisa kita telusuri dari asa<span lang="EN-US">l</span> katanya. Dalam bahasa Inggris,
bilangan nol disebut zero. Kata zero ini berasal dari kata bahasa Italia,
zefiro, yang diserap dari bahasa Arab, <span lang="EN-US">s</span>afi<span lang="EN-US">ra</span>
yang berarti kosong<span lang="EN-US">.</span>
Perujukan bahasa <span lang="EN-US">I</span>nggris
ke bahasa Italia, <span lang="EN-US">ke</span>mudian
dari bahasa Italia ke bahasa Arab <span lang="EN-US">me</span>nunjukkan perjalanan konsep nol yang <span lang="EN-US">d</span>ibawa oleh Leonardo Pisano.
Matematikawan Italia ini belajar bilangan Hindu-Arab ke Aljazair, kemudian
menyebarkannya ke seantero Eropa. Jadi, ruang kosong yang sebelumnya digunakan
untuk menyatakan bilangan <span lang="EN-US">nol</span>
itu berasal dar<span lang="EN-US">i</span> bahasa
Arab.<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Namun, jika ditelusuri lag<span lang="EN-US">i</span>, konsep angka nol Arab safira (kosong) atau sifr (nol) itu
sesungguhnya adalah terjemahan dari kata Sansekerta (India) nyayang berarti
kosong atau hampa. Orang India memang lebih du<span lang="EN-US">l</span>u menemuk<span lang="EN-US">a</span>n angka no<span lang="EN-US">l</span> ketimbang orang Arab.<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Jauh sebelumnya, bangsa Yunani Kuno m<span lang="EN-US">emakai</span> penanda tempat kosong d<span lang="EN-US">ala</span>m<span lang="EN-US"> deret bilangan. Dipelopori Ptolomeus, ahli algoritma,
mereka memperkenalkan nol dengan bentuk 0 seperti saat ini pada 130 Masehi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Pada Abad
ke-7, Brahmagupta seorang </span>matematikawan India memperkenalkan beberapa
sifat bilangan nol. Sifat-sifat itu adalah suatu bilangan bila dijum<span lang="EN-US">l</span>ahkan dengan nol adalah
tetap, sedangkan sebuah bilangan bila dika<span lang="EN-US">l</span>ikan dengan nol akan menjadi nol. Akan, tetapi, Brahmagupta
menemui kesulitan dan <span lang="EN-US">c</span>enderung
tersesat ke arah yang salah, ketika berhadapan dengan pembagian oleh bilangan
nol.<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Hal ini terus menjadi topik penelitian pada saat itu, bahkan
sampai dua abad kemudian. Pada tahun 830, matematikawan India lainnya,
Mahavira, mempertegas kesimpulan Brahmagupta. Dia bahkan menyatakan bahwa
"sebuah bilangan dibagi oleh nol adalah tetap". Tentu saja ini salah.<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Gagasan para matematikawan India sela<span lang="EN-US">n</span>jutnya dipelajari dan dikembangkan oleh
para matematikawan Muslim. <span lang="EN-US">Il</span>muwan
Persia <span lang="EN-US">A</span>bad ke-9,
Muhammad bin Musa A<span lang="EN-US">l</span>-Khawarizmi
yang dikenal sebagai "Bapak Aljabar" berkat bukunya, Kitab al-Jabr,
yang menjadi acuan para ilmuwan Eropa, adalah yang pertama kali memperkenalkan
penggunaan bilangan no<span lang="EN-US">l</span>
sebagai nilai tempat dalam basis sepuluh yang melibatkan bilangan 0,1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8, dan 9. Sistem ini disebut sebagai sistern bilangan desimal.<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sistem ini revolusioner dalam ha<span lang="EN-US">l</span> ia rnemiliki angka nol dan notasi
posisional. Itu dianggap sebagai tonggak penting dalam pengembangan matematika.
Pentingnya penemuan angka nol menggugah Al-Khawarizmi untuk menciptakan seri
lukisan 0, 0, 0.<o:p></o:p><br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ilmu angka adalah alat, sarana untuk me<span lang="EN-US">n</span>capai sesuatu. Di Eropa, ketika desimal
nol Hindu dan matematika baru yang di<span lang="EN-US">m</span>ungkinkan olehnya menyebar dari dunia Arab, kata-kata yang
memilik<span lang="EN-US">i</span> akar kata sifr
(seperti cypher yang berarti kode atau kunci rahasia) merujuk bukan hanya pada
perhitungan, tetapi juga pada pengetahuan yang diluhurkan.<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Oleh karena itu, terlepas dari perbedaan konsep makna angka
nol dan kata kosong dalam matematika dan bahasa, kedua kata itu sesungguhnya
memperkaya bahas<span lang="EN-US">a In</span>donesia
dan tecermin dalam karya sastra kita. Arifin C Noer menulis sebuah lakon
berjudul RT 0 RW 0, sedangkan Hudan Hidayat dan Mariana Amiruddin berduet
menulis sebuah novel filsafat bertajuk Tuan dan Nona Kosong.</div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bisa jadi, suatu kali Tuan dan Nona Kosong yang t<span lang="EN-US">i</span>nggal di RT O/RW 0 menelefon
ke nomor 0809333007 untuk meng<span lang="EN-US">i</span>kut<span lang="EN-US">i</span> k<span lang="EN-US">ui</span>s <span lang="EN-US">televisi berhadiah satu miliar (dengan sembilan angka nol), tetapi
berakhir nihil tanpa menggondol hadiah. Siapa tahu? [Anton Kurnia/PRM
07/12/2014]</span><o:p></o:p></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/16663105186228374069noreply@blogger.com0