Puisi : Jangan Biarkan

Jangan Biarkan

Jangan biarkan sepi jadi benci
sebab ombak yang menggemuruh di hatimu
senantiasa mengabarkan laut tentang hati ibu
yang berisi kasih sayang

Jangan biarkan waktu jadi batu
sebab arus sungpfi di jantungmu setia menterjemahkan
makna cinta lewat bahasa rindu yang menderu di kalbu

Jangan biarkan air menjadi api
atau api menjadi air, biarkan keduanya saling bercumbu
dalam bening dan nyala hening doa-doamu

Jangan biarkan
dirimu menjadi batu!

Peradaban Batu

Peradaban telah membatu
kerasnya ada di setiap kata dan kalbu
lihatlah orang-orang mengunyah dirinya
nafsu!

Siluet Pertanyaan

Siapa yang membantai usia dengan kata!
siapa yang menghukum diri dengan mantra!
siapa yang lupa dengan janji-janji!
siapa yang takutiSengan kebenaran!

Siapa dirimu sebenarnya?

Hutan

Hutan tanpa pohon betapa gersangnya
dan angin di hatiku mendidih perih selalu menyayatmu

Angin di desamu bukan angin hutanku
burung-burung terbang pergi entah ke mana
terusir asap dan debu industri


Jumari HS, lahir di Kudus, 24 November, 1965. Ia pernah membacakan puisi-puisinya di Universitas Hankuk, Seoul, Korea Selatan, 2012. Buku puisi tunggalnya Tembang Tembakau. Kini sedang merampungkan novel Semut-Semut Menembangkan Gelombang.


Previous
Next Post »